Cireboners.id – Kebun mangga seluas 12 hektare di Desa Sedong Lor, Kecamatan Sedong, Kab. Cirebon tidak seperti kebun pada umumnya. Kebun mangga khusus jenis gedong gincu itu dikemas menjadi kedai kopi terkenal.
Adalah Hendrik Nurwanto (38), pria kelahiran Cirebon ini berhasil ‘menyulap’ kesan kebun menjadi sebuah Kedai Kopi Gincu. Ia merintis usahanya sejak empat tahun lalu.
Pria lulusan IAIN Syekh Nurjati Cirebon itu menuturkan kisah merintis usaha kopinya. Awal mula ide membuat Kedai Kopi Gincu itu terpikir semestinya sejak dulu sudah ada hilirisasi produk mangga.
Menurutnya, hilirisasi produk penting demi menjaga keberlangsungan mangga gedong yang merupakan komoditas cukup besar di daerah Sedong Lor. Hendrick menyebut, hilirisasi itu pula lah membuat kedai yang dikelolanya bisa bertahan.
“Latar belakang pengen ada hilirisasi produk turunan dari si mangga itu sendiri. Artinya, bukan hanya dijual produk segar mangganya saja, tapi ada turunan produk-produk lain,” katanya kepada Cireboners.id, Senin (4/12/2023).
Saat awal merintis, ia sudah mengelola kebun mangga seluas lebih dari 12 hektar. Dengan begitu, ia memanfaatkan peluang kebun mangga menjadi sebuah usaha menjanjikan, yakni Kedai Kopi Gincu.
Meski sempat diragukan, ia terus mengambil jalan berbeda. Hendrik pun mencoba bertahan dengan usahanya. Bahkan, tak sedikit orang meragukan idenya membuat sebuah usaha kedai kopinya itu.
“Kalau saya analogikan, dari sepuluh orang yang saya tanya, tujuh orang menyatakan menolak. Seperti jauh dari kota, tidak ada di maps, dan sebagainya. Ya saya masukan sebagai motivasi, Mas,” tuturnya mengenang.
Sejak awal, Kedai Kopi Gincu resmi dibuka pada 26 Agustus 2020 lalu. Dalam perjalanannya tak begitu lancar. Banyak tantangan yang dialami. Apalagi, saat itu dalam situasi pandemik Covid-19.
Kendati demikian, ia terus bertahan dengan segala terbatasan. Beberapa tahun berikutnya, Kedai Kopi Gincu sudah dikenal banyak orang, bahkan merambah go internasional.
Kondisi itu bukan omong kosong. Berbagai kunjungan studi, baik dari level lokal, maupun mancanegara datang untuk belajar mengenai varietas mangga gedong.
“Sejauh ini, dari akademisi banyak dari fakultas pertanian seperti dari IPB, UNSOED, UGJ. Lalu, dari negara luar total ada di atas tiga puluh negara sudah studi banding di sini, seperti Swiss, Montenegro dan negara-negara Asia Tenggara, Mas,” kata Hendrik.
Untuk menu yang disajikan di kedai ini sangat variatif. Seperti, menawarkan kopi andalannya, yakni kopi gincu. Seduhan kopi ini meracik kopi robusta dengan ekstrak rasa mangga gedong gincu.
Dengan kehadiran usaha kedai kopi seperti ini, animo masyarakat semakin meningkat setiap harinya. Ia menuturkan, bahwa ada jam dan waktu tertentu kunjungan ke kedainya tersebut.
“Biasanya kalau weekday, orang-orang yang kerja, makan siang sampai sore, nah kalau weekend biasanya keluarga, dan sore ke malam hari biasanya banyak anak-anak muda, anak senja gitu lah,” tuturnya kelakar. (Rifki)