CirebonersID – Di bawah terik matahari pesisir Cirebon, seorang lelaki bertubuh tegap sedang menata kulit rajungan yang dijemur hari itu.
Dialah Somadi, seorang pengepul kulit rajungan hasil kupasan yang ia kelola untuk dikeringkan. Profesi ini baru ia tekuni dia dekade lalu, selepas pensiun melaut sebagai nelayan tangkap.
Menurutnya, kulit rajungan yang kering bisa digunakan sebagai konsentrator dalam komposisi pakan hewan.
Ia tinggal di Desa Waruduwur Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. Tepat di desa yang lokasinya amat dekat dengan PLTU Cirebon.
Peralihan profesinya dari nelayan jadi pengepul kulit rajungan tak lepas dari situasi yang mulai tidak sebaik awal ia melaut.

Maraknya penggunaan alat pancing yang dilarang menjadi pemicu berkurangnya hasil tangkapan laut. Sebab, semua jenis hasil tangkapan terjaring tanpa memperhatikan keberlanjutan ekosistem.
“Lagipula sekarang udah berat, Mas. Sayanya udah tua ditambah rajungan juga susah,” katanya saat ditemui Cireboners.
Pada awal peralihan profesinya, Somadi meraup keuntungan yang cukup besar. Bahkan mampu menyekolahkan kedua anaknya hingga tingkat pendidikan tinggi.
Sebulan, hasil pengeringan rajungan dapat mencapai 2 kontainer dengan bobot maksimal 14 ton per kontainer.
“Sebulan bisa 2 kontainer pas 2000-an awal. Beratnya bisa 14 ton lebih, soalnya dulu cuma kita doang pengepulnya,” tuturnya.
Kini, usaha pengeringan kulit rajungan tidak hanya satu orang yang menekuni. Hampir beberapa lokasi di Waruduwur yang juga menggeluti bidang yang sama seperti Somadi.
Hal itu berimbas pada pendapatan yang kian menurun. Ditambah ia harus memberi upah kepada dia pekerja setiap harinya.
Penyempitan jalur distribusi juga menjadi penyebab lain yang membuat pendapatan menurun.
“Dulu, sih, bisa ekspor ke luar negeri kayak Jepang. Kalau di lokal ke Jakarta, Surabaya, hingga Tuban,” ujarnya.
Meski di tengah ketidakpastian, ia tetap teguh untuk terus menjalani profesinya saat ini. Ia berharap, suatu saat usahanya kembali naik.
“Saat ini, sih, kita jalani aja sambil mempertahankan, barangkali ada kebaikan pesanan,” pungkasnya. (Rifki)