Travel, CirebonersID – Udara sejuk berpadu dengan suara derasnya sungai langsung menyambut siapa pun yang datang ke Wisata Alam Bantar Delan di Desa Karangtawang, Kecamatan Kuningan. Rindangnya pepohonan membuat suasana terasa teduh, seolah sedang masuk ke dunia kecil yang jauh dari hiruk pikuk kota.
Siapa sangka, kawasan ini dulunya hanyalah tempat pembuangan sampah liar. Kini, setelah ditata, Bantar Delan menjelma menjadi ruang terbuka hijau yang nyaman untuk dikunjungi keluarga.
Tangga berplester dengan pegangan warna-warni mengantar pengunjung menuruni tebing sungai Hawangan Landeuh dengan aman.
Bantar Delan memang belum sepenuhnya rampung. Fasilitas utama sudah ada, mulai dari area bermain anak dengan ayunan, perosotan, hingga trampolin.
Gazebo warna-warni tersebar untuk bersantai, sementara kursi-kursi menghadap langsung ke panorama sungai. Ada juga kantin kecil dan musala yang memudahkan pengunjung.
Menurut Uni, pengelola Bantar Delan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan area camping ground dan parkir yang lebih luas.
“Luasnya sekitar dua sampai tiga hektar. Masih dalam proses pengembangan, semoga tahun 2026 sudah selesai. Untuk sekarang, tiket masuk masih gratis biar masyarakat tahu dulu tempat ini,” jelasnya.
Selain bersantai, pengunjung juga bisa bermain air di sungai saat debitnya aman. Batu-batu besar di dasar sungai membuat suasana alami semakin terasa. Anak-anak biasanya lebih betah di area bermain, sementara orang tua menikmati keteduhan di pinggir sungai.
Abib, salah satu pengunjung, mengaku betah berlama-lama di sini.
“Nyaman banget, apalagi lihat aliran sungai yang deras sama pepohonannya. Cuma aksesnya aja, dari parkiran harus jalan agak jauh,” katanya sambil tersenyum.
Objek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. Dari arah Cirebon, jalur menuju lokasi bisa ditempuh lewat Jalan Raya Cirebon–Kuningan, lalu masuk ke Lingkar Timur, Jalan Muhammad Yamin, hingga akhirnya tiba di kawasan Bantar Delan.
Kini, Bantar Delan bukan hanya soal panorama sungai atau pepohonan, tapi juga bukti bahwa ruang yang dulu terabaikan bisa berubah menjadi tempat wisata ramah keluarga.
