Daerah

KDM Turun Tangan Bantu Pelajar Cirebon yang Putus Sekolah

×

KDM Turun Tangan Bantu Pelajar Cirebon yang Putus Sekolah

Share this article
Putus Sekolah

CirebonersID – Peristiwa memilukan terjadi di Cirebon, Jawa Barat. Seorang pelajar kelas X (setara kelas 1 SMA) diduga mencoba mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan pembersih lantai. Aksi nekat tersebut diduga dipicu oleh depresi karena tak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA akibat keterbatasan ekonomi keluarga.

Insiden ini langsung mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM). Melalui unggahan di akun Instagram resminya pada Senin (9/6/2025), Dedi mengungkapkan keprihatinannya sekaligus menceritakan latar belakang kejadian tersebut.

“Anak ini kecewa karena orang tuanya tidak bisa membiayai sekolahnya. Dia hanya sempat bersekolah selama satu semester, lalu terpaksa berhenti karena tak mampu membeli buku, seragam, dan kebutuhan lainnya,” ujar KDM.

Ingin Sekolah Lagi, Tapi Terhalang Biaya

Dedi menjelaskan, meskipun biaya sekolah di sekolah negeri saat ini tidak dipungut, masih banyak keluarga miskin yang kesulitan memenuhi kebutuhan penunjang pendidikan. Dalam kasus pelajar Cirebon ini, keinginan untuk kembali bersekolah tahun ini pupus lantaran orang tua tak mampu lagi menanggung biaya perlengkapan sekolah.

“Dia ingin sekolah lagi tahun ini, tapi orang tuanya keberatan karena tidak ada biaya untuk seragam dan buku,” ungkap Dedi.

Diangkat Jadi Anak Asuh dan Biaya Rumah Sakit Ditanggung

Menyikapi hal tersebut, Dedi Mulyadi segera mengambil langkah konkret. Ia mengirim ajudan untuk mendatangi langsung rumah sakit tempat siswa itu dirawat, sekaligus bertemu dengan orang tua korban.

“Hari ini juga, seluruh biaya rumah sakitnya sudah saya tanggung. Selain itu, mulai besok, anak itu saya angkat sebagai anak asuh pribadi saya. Saya akan bertanggung jawab penuh atas pendidikannya hingga lulus SMA,” jelasnya.

Ia juga memastikan bahwa proses masuk sekolah akan tetap melalui jalur resmi sesuai prosedur, agar tidak ada perlakuan istimewa yang melanggar sistem penerimaan peserta didik.

Seruan untuk Gotong Royong Pendidikan

Dedi berharap tragedi ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap nasib anak-anak dari keluarga tidak mampu. Ia mengajak masyarakat, lembaga, dan pemangku kepentingan untuk bergotong royong memastikan setiap anak di Jawa Barat bisa mengenyam pendidikan minimal hingga tingkat SMA atau SMK.

“Mari bersama kita jaga agar anak-anak Jawa Barat tidak putus sekolah. Jangan sampai faktor ekonomi menghentikan masa depan mereka. Kita harus saling membantu, terutama bagi keluarga kurang mampu,” katanya.

Tragedi ini sekaligus menjadi cerminan bahwa tantangan dunia pendidikan tidak hanya soal fasilitas atau kurikulum, tapi juga persoalan kesenjangan ekonomi yang nyata dirasakan sebagian warga. Langkah Gubernur Dedi pun diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi pemimpin daerah lain dalam merespons persoalan serupa.