Scroll untuk baca artikel
Sejarah

Hari Kebangkitan Nasional, Momentum Refleksi Semangat Nasionalisme di Indonesia

×

Hari Kebangkitan Nasional, Momentum Refleksi Semangat Nasionalisme di Indonesia

Share this article

20 Mei menjadi pengingat sejarah panjang kebangkitan semangat nasionalisme di Tanah Air.

Pelajar STOVIA.
Foto beberapa pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) cikal bakal pendiri organisasi Budi Utomo.

CirebonersID – Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), sebuah momen bersejarah yang menandai lahirnya kesadaran kolektif sebagai bangsa yang bersatu dan merdeka.

Tanggal ini dipilih untuk mengenang berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, yang diyakini sebagai titik awal kebangkitan nasional di era kolonial.

- Advertisement -
- Advertisement -

Boedi Oetomo didirikan oleh para pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen), sekolah kedokteran untuk bumiputra di Batavia.

Meski pada awalnya tidak secara langsung menyuarakan kemerdekaan, organisasi ini membawa semangat perubahan, perbaikan nasib rakyat melalui pendidikan, kebudayaan, dan solidaritas kebangsaan.

Inilah yang menjadi dasar kebangkitan nasional, di mana perjuangan tidak lagi dilakukan secara terpisah, tetapi mulai menyatu dalam semangat Indonesia.

Lebih dari seabad kemudian, peringatan Hari Kebangkitan Nasional tetap relevan, terutama dalam menghadapi tantangan zaman.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) setiap tahunnya menetapkan tema peringatan yang mencerminkan kondisi aktual bangsa.

Misalnya, beberapa tahun terakhir, tema Harkitnas kerap menyoroti pentingnya bangkit dari pandemi, memperkuat ekonomi nasional, serta mendorong transformasi digital dan pendidikan.

Dalam konteks hari ini, Harkitnas bukan sekadar peringatan sejarah, melainkan ajakan untuk bangkit bersama menghadapi tantangan global, dari disrupsi teknologi, krisis iklim, hingga potensi perpecahan sosial.

Pemerintah, masyarakat, dan generasi muda diajak untuk tidak melupakan nilai-nilai perjuangan, persatuan, serta gotong royong.

Semangat Harkitnas juga menjadi refleksi penting dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, di mana kualitas sumber daya manusia, pemerataan ekonomi, dan penguatan identitas bangsa menjadi prioritas utama.

Nilai-nilai dari masa lalu menjadi bahan bakar bagi langkah ke depan.

Hari Kebangkitan Nasional menjadi pengingat bahwa kemerdekaan tidak datang begitu saja. Ia lahir dari kesadaran, perjuangan, dan tekad bersama.

Kini, di tengah era yang serba cepat, kebangkitan sejati bukan hanya dari keterpurukan, tapi juga dari keterbatasan menuju kemandirian.