Serba Serbi

Milestone Film Animasi Indonesia, Hingga Jumbo

×

Milestone Film Animasi Indonesia, Hingga Jumbo

Share this article
Film animasi di Indonesia, Jumbo.

CirebonersID – Industri film animasi di Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan dalam dua dekade terakhir. Meski awalnya tertinggal dari negara lain di Asia, kini animasi buatan anak negeri mulai mendapat tempat di hati masyarakat dan panggung internasional.

Berikut kilas balik milestone penting film animasi Indonesia hingga tahun 2025.

Awal Kemunculan: Animasi Lokal Mulai Tumbuh

Perjalanan film animasi Indonesia dimulai sejak era 1990-an dengan tayangnya serial animasi Si Huma dan Keluarga Somat yang diproduksi untuk televisi lokal. Namun, titik balik terjadi pada tahun 2008 lewat film “Meraih Mimpi”, produksi Infinite Frameworks Studios yang menggandeng sineas dari Batam dan Singapura. Film ini menjadi salah satu animasi layar lebar pertama yang berhasil tayang secara nasional.

Era Kebangkitan: 2016 – 2020

Tahun 2016 menjadi tonggak penting lewat film “Battle of Surabaya”, sebuah animasi bertema sejarah karya MSV Pictures yang berhasil menembus pasar luar negeri dan menyabet berbagai penghargaan internasional. Dengan visual berkualitas dan alur cerita kuat, film ini membuka jalan bagi sineas animasi Indonesia untuk lebih percaya diri.

Pada 2018, “Knight Kris” menjadi pembuktian bahwa animasi anak-anak lokal bisa bersaing di pasar nasional. Film ini tidak hanya mendapat respons positif di bioskop, tapi juga memperluas ceritanya ke format serial dan produk turunannya.

Dominasi Platform Digital dan Era Baru (2020–2025)

Pandemi COVID-19 mempercepat pergeseran distribusi ke platform digital. Banyak studio animasi Indonesia beradaptasi dan mulai memproduksi konten untuk YouTube, Netflix, dan Vidio. Salah satu yang mencuat adalah serial animasi “Nussa dan Rarra”, yang kemudian diangkat menjadi film layar lebar “Nussa” pada 2021. Film ini mencatatkan jumlah penonton lebih dari 400.000 orang dan mendapat pujian karena kualitas animasinya yang setara standar internasional.

Pada 2023, “Kiko: In the Deep Sea”, adaptasi dari serial RCTI, menunjukkan potensi besar animasi Indonesia untuk menjadi franchise yang komersial. Ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia, film ini menargetkan anak-anak dengan tema petualangan dan konservasi lingkungan.

Menuju 2025: Masa Depan Cerah di Depan Mata

Hingga 2025, sejumlah proyek animasi berskala besar tengah dikembangkan. Studio seperti The Little Giantz, MSV Pictures, dan Kumata Studio semakin aktif menelurkan karya yang lebih matang dari segi teknologi dan narasi. Pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif dan Kemendikbud juga turut mendorong pertumbuhan animasi lokal melalui berbagai pelatihan dan program insentif.

Dengan dukungan teknologi, SDM kreatif, dan pasar domestik yang semakin terbuka terhadap karya lokal, masa depan animasi Indonesia tampak cerah. Bukan tak mungkin, dalam waktu dekat, animasi Indonesia akan bersaing dengan karya-karya dari Jepang, Korea, dan Amerika Serikat.