Kota

Bahan Pokok di Kota Cirebon Masih Tinggi, Ini Penyebabnya

×

Bahan Pokok di Kota Cirebon Masih Tinggi, Ini Penyebabnya

Share this article
Cabai keriting. (Foto: Pete Linforth/Pixabay.com)

Cireboners.id – Sejumlah bahan pokok di Kota Cirebon masih tinggi. Kondisi itu masih dikeluhkan masyarakat.

Umumnya, mereka mengeluhkan harga cabai rawit merah yang sempat tembus di atas Rp 100 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon Iing Daiman menjelaskan, masyarakat mengeluhkan kenaikan harga sejumlah bahan pokok. Terutama bawang dan kelompok cabai.

“Saat kami monitor di Pasar Jagasatru, masyarakat banyak yang mengeluh karena harga bawang dan cabai relatif tinggi. Mereka menginginkan segera mungkin harga turun,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (20/7/2022).

Tercatat, sejumlah bahan pokok masih tinggi yaitu, cabai rawit merah Rp 93 ribu per kilogram, cabai merah keriting 88-89 ribu per kilogram.

Sementara cabai merah besar 93 ribu per kilogram, cabai rawit hijau 38 ribu per kilogram.

Selain kelompok cabai, harga bahan pokok bawang merah dan bawang putih juga masih tinggi. Bawang merah yaitu, Rp 40 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 36 ribu per kilogram.

Sementara itu, harga minyak goreng sudah dijual di bawah harga eceran tertinggi yaitu Rp 14 ribu per kilogram.

Iing menjelaskan, kondisi cuaca yang tidak menentu ini menyebabkan sejumlah petani cabai mengalami gagal panen.

Terutama terjadi di daerah penyuplai bahan pokok seperti Majalengka dan Kuningan.

“Informasi dari pedagang, kurangnya suplai bahan pokok ini hanyak petani gagal panen karena cuaca tidak menentu,” ujar Iing.

Sementara itu, Warga Kelurahan Kesenden Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon, Heri (34) mengaku mengeluh atas kenaikan harga bahan pokok yang terjadi beberapa minggu terakhir.

Kondisi itu sangat memberatkan karena kenaikan harga pokok terjadi di bulan ramai dengan agenda hajatan pernikahan.

“Ya jujur yah sangat memberatkan ekonomi. Karena bulan ini bertepatan dengan hajatan keluarga. Jadi, butuh pengeluaran cukup banyak. Maunya sih cepat-cepat turun ya,” keluhnya.