Sejarah

Mengenal Nyonya Abendanon,Tokoh Emansipasi Pendukung RA Kartini

×

Mengenal Nyonya Abendanon,Tokoh Emansipasi Pendukung RA Kartini

Share this article
Mengenal Nyonya Abendanon
R.A Kartini dan dua adiknya. Foto: Dok. Wikimedia Commons

CirebonersID – Ketika membahas tokoh emansipasi perempuan Indonesia, nama Raden Ajeng Kartini selalu menjadi sorotan utama. Gagasannya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan pribumi telah menjadi tonggak sejarah yang menginspirasi banyak generasi. Namun di balik tersohornya pemikiran Kartini, ada sosok yang berperan penting dalam menyebarkan suara Kartini ke dunia: Nyonya Abendanon.

Nama lengkapnya adalah Rosa Abendanon-Mandri, istri dari J.H. Abendanon, seorang pejabat Belanda yang menjabat sebagai Direktur Pendidikan, Agama, dan Kerajinan di Hindia Belanda pada awal abad ke-20.

Suaminya dikenal sebagai sosok progresif yang mendukung pendidikan bagi masyarakat pribumi. Namun Rosa juga memiliki peran tersendiri yang tak kalah penting, terutama dalam memperkenalkan pemikiran Kartini ke masyarakat Eropa.

Menjembatani Pemikiran Kartini

Setelah wafatnya Kartini pada tahun 1904, banyak surat-surat pribadinya yang ditujukan kepada teman-temannya di Belanda, termasuk pasangan Abendanon. Surat-surat itu berisi pandangan kritis Kartini terhadap budaya patriarki, pendidikan perempuan, dan ketimpangan sosial yang terjadi di Hindia Belanda.

Melihat nilai intelektual dalam surat-surat itu, Rosa Abendanon berinisiatif untuk menyusunnya dan menerbitkannya dalam sebuah buku.

Pada tahun 1911, terbitlah buku berjudul “Door Duisternis tot Licht” (Habis Gelap Terbitlah Terang), yang menjadi karya monumental dan jendela pertama dunia terhadap pikiran Kartini.

Rosa bukan hanya menyunting dan mengelola naskah, tapi juga memastikan bahwa pesan Kartini dipahami secara utuh oleh pembaca Belanda yang hidup dalam kultur berbeda.

Perempuan dalam Bayang-bayang Sejarah

Nyonya Abendanon memang bukan aktivis di lapangan. Ia tidak berada dalam ruang diskusi perempuan pribumi atau terlibat langsung dalam gerakan sosial. Namun peran intelektual dan dukungan moral yang ia berikan kepada Kartini serta kepada suaminya dalam hal kebijakan pendidikan, menjadi bentuk kontribusi nyata pada zamannya.

Dalam konteks kolonial, di mana perbedaan ras dan kelas sangat kentara, keberanian Rosa Abendanon untuk menyuarakan gagasan perempuan Jawa adalah sesuatu yang langka.

Sejarah memang lebih sering menyorot tokoh utama. Namun peran-peran di balik layar seperti yang dilakukan Nyonya Abendanon tidak kalah pentingnya. Tanpa dirinya, bisa jadi pemikiran Kartini tidak tersebar secepat dan seluas itu.

Ia adalah contoh bagaimana kolaborasi lintas budaya dan gender bisa membuka jalan bagi perubahan sosial yang lebih luas.

Warisan yang Terus Menginspirasi

Hingga kini, Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi bahan bacaan wajib di berbagai jenjang pendidikan. Isinya masih relevan dalam membicarakan kesetaraan gender, pendidikan, dan keadilan sosial.

Dan di balik buku itu, nama Nyonya Abendanon layak dikenang sebagai sosok yang membantu menyalakan cahaya dari kegelapan.