#CirebonPrideKuliner

Kerupuk Melarat, Kearifan Lokal yang Tak Gentar Melawan Krisis Minyak Goreng

×

Kerupuk Melarat, Kearifan Lokal yang Tak Gentar Melawan Krisis Minyak Goreng

Share this article
Pekerja sedang mengolah kerupuk melarat dengan pasir di dalam wajan khusus sudah dimodifikasi. Foto: Ibnu/Cireboners.id
Pekerja sedang mengolah kerupuk melarat dengan pasir di dalam wajan khusus sudah dimodifikasi. Foto: Ibnu/Cireboners.id

CIREBONERS — Kearifan lokal makanan olahan asal Cirebon, Jawa Barat, kerupuk melarat menjadi alternatif di tengah situasi kiris minyak goreng. Kelangkaan tersebut tak membuat para pengusaha kerupuk melarat harus ikut kewalahan berebut minyak goreng.

Berbeda dari kerupuk biasa banyak ditemui, Kerupuk Melarat tak menggunakan bahan baku minyak goreng untuk mengolahnya. Melainkan dengan “melarat” atau pasir untuk menggoreng.

Seperti diceritakan Sholahudin Ayubi (29), produsen kerupuk melarat asal Desa Gesik, Kecamatan Tengahtani itu mengaku, kelangkaan minyak goreng secara nasional ini tak membuat roda usahanya mandek atau lesu. Sebab, kerupuk khas asal Cirebon ini sama sekali tak menggantungkan minyak goreng sebagai bahan utama pembuatan.

“Kelangkaan minyak goreng ini, sama sekali nggak terdampak, yah. Karena tidak menggunakan minyak goreng, tapi pasir,” ujar Ola saat ditemui di pabrik miliknya, Rabu (23/3/2022).

Proses pembuatan kerupuk melarat di sebuah pabrik di Desa Gesik, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon. (Foto: Ibnu/Cireboners)

Khazanah kearifan lokal

Tradisi menggoreng dengan pasir itu sudah lama ada di Cirebon, Jawa Barat. Tak ada sumber jelas kapan budaya itu muncul dan berkembang di kota wali ini. Hanya saja, khazanah kuliner khas itu sudah lama diwariskan secara turun menurun.

Jika melintas di sepanjang jalan raya pantai utara Cirebon, pengunjung akan melihat banyak jajaran kantong kerupuk menggantung di setiap toko. Sudah bisa dipastikan, jenis kerupuk itu kebanyakan kerupuk melarat.

Sentra pembuatan kerupuk melarat banyak dijumpai di Kecamatan Tengah Tani, Plered dan Weru. Pengunjung bisa melihat langsung bagaimana proses pengolahan kerupuk melarat.

Untuk menjalankan roda usahanya, bahan utama yang dibutuhkan adalah pasir dan kayu bakar. Pria akrab disapa Ola menceritakan, masyarakat perajin kerupuk melarat di Desa Tengahtani sudah lama mengandalkan pasir yang diambil dari sungai sekitar.

Pasir yang digunakan untuk menggoreng kerupuk melarat yaitu berjenis pasir hitam. Pasir itu dikeruk dari dasar kali. Warga sekitar sudah biasa mengambil pasir jenis itu untuk dijual kembali ke pabrik-pabrik kerupuk melarat.

“Perajin di sini sudah lama sih pakai pasir itu. Kalau pasir dari luar atau pasir bangunan, itu sepertinya kurang cocok. Karena biasanya nempel ke kerupuknya,” terangnya. ***