CirebonersID – Kentang Mustofa mungkin sudah tidak asing lagi di lidah masyarakat Indonesia. Hidangan ini kerap hadir sebagai pelengkap lauk pauk, dijual dalam toples di warung, atau menjadi hantaran Lebaran. Namun, siapa sangka, camilan renyah berbalut bumbu pedas manis ini memiliki sejarah yang menarik dan berakar dari dapur istana Presiden Soekarno?
Bermula dari Istana Cipanas
Nama “Kentang Mustofa” bukan sekadar nama dagang belaka. Hidangan ini disebut-sebut berasal dari seorang juru masak istana bernama Mustofa, yang bertugas di Istana Kepresidenan Cipanas pada era kepemimpinan Presiden Soekarno. Saat itu, Mustofa dikenal sebagai sosok kreatif dalam mengolah bahan makanan sederhana menjadi sajian istimewa.
Suatu hari, Mustofa menyajikan hidangan kentang yang digoreng tipis dan dibumbui manis pedas. Menu tersebut ternyata menarik perhatian Bung Karno yang langsung menyukainya. Bahkan, ketika kentang itu tidak ditemukan di meja makan pada kesempatan berikutnya, Presiden Soekarno bertanya, “Mana kentang Mustofa?”
Sejak saat itu, kentang goreng renyah berbumbu khas ini populer dengan nama “Kentang Mustofa”. Nama tersebut melekat hingga kini dan menyebar ke seluruh penjuru negeri, meskipun masyarakat umum mungkin tidak mengetahui asal-usul uniknya.
Ciri Khas Kentang Mustofa
Kentang Mustofa memiliki ciri khas berupa irisan kentang yang sangat tipis seperti korek api, digoreng hingga garing, lalu dibumbui dengan campuran cabai, bawang putih, gula, dan sedikit asam. Rasanya dominan manis pedas dengan tekstur kriuk yang tahan lama jika disimpan dengan benar.
Keunggulan dari hidangan ini tidak hanya pada rasa, tetapi juga daya tahan. Jika disimpan dalam wadah tertutup rapat, Kentang Mustofa bisa bertahan hingga berminggu-minggu, menjadikannya camilan yang praktis dan ekonomis. Karena alasan inilah, Kentang Mustofa banyak dijadikan oleh-oleh khas daerah atau suguhan dalam berbagai acara.
Dari Dapur Rakyat Hingga Pasar Modern
Seiring waktu, Kentang Mustofa tidak hanya dikenal di lingkungan rumah tangga. Hidangan ini kini diproduksi secara massal, dijual di pasar-pasar tradisional, swalayan modern, hingga menjadi bagian dari bisnis UMKM kuliner. Bahkan, beberapa daerah mengembangkan varian rasa, seperti kentang mustofa balado, ebi, atau keju.
Di era digital saat ini, resep Kentang Mustofa bertebaran di media sosial dan kanal YouTube, menunjukkan betapa populernya makanan ini di kalangan masyarakat luas. Banyak pula yang menjadikan Kentang Mustofa sebagai produk jualan daring karena mudah dibuat dan diminati pasar.
Kentang Mustofa bukan sekadar lauk pendamping atau camilan biasa. Di balik kerenyahannya, tersimpan sejarah menarik yang berasal dari dapur presiden pertama Indonesia. Kisah tentang juru masak istana bernama Mustofa yang mengolah kentang biasa menjadi hidangan istimewa, menjadi bukti bahwa makanan bisa menjadi bagian dari narasi sejarah bangsa.
Kini, Kentang Mustofa telah menjadi bagian dari kekayaan kuliner Indonesia. Sebuah bukti bahwa makanan sederhana pun bisa meninggalkan jejak sejarah yang istimewa.