CirebonersID – Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, terus mengembangkan potensi wisata heritage dengan memprioritaskan kawasan kota lama. Strategi yang ditempuh mencakup pemetaan bangunan bersejarah, pelestarian budaya lokal, hingga kolaborasi aktif bersama komunitas dan pemangku kepentingan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, menyatakan bahwa wilayah Kecamatan Pekalipan dan Lemahwungkuk menjadi fokus utama karena memiliki banyak bangunan bersejarah yang masih terjaga kondisinya.
“Bangunan-bangunan bersejarah di kawasan itu masih terpelihara, tinggal bagaimana kita mengoptimalkan agar bisa memberikan nilai tambah dari sisi pariwisata,” ujar Agus di Cirebon, Kamis (17/4/2025).
Agus menuturkan, kawasan seperti Pecinan, Kampung Arab, dan area sekitar Lapangan Kebumen merupakan titik penting dalam pengembangan wisata heritage. Di sana terdapat banyak bangunan kolonial bersejarah, seperti gereja tua dan gedung peninggalan Belanda.
Pengembangan kawasan ini tetap memperhatikan aspek pelestarian nilai sejarah, namun juga ditunjang dengan fasilitas modern untuk meningkatkan daya tarik kawasan sebagai destinasi wisata tematik.
Salah satu langkah konkret yang tengah disiapkan adalah pemanfaatan gedung eks pabrik British American Tobacco (BAT). Bangunan ikonik ini direncanakan akan disulap menjadi hotel berkonsep heritage, tanpa mengubah struktur dan arsitektur aslinya.
“Gedung BAT akan dimanfaatkan oleh pemiliknya menjadi hotel, tetapi konsepnya tetap heritage. Jadi nilai sejarahnya tetap dipertahankan,” terang Agus.
Tata Ruang Wisata Heritage Disesuaikan
Tak hanya itu, Pemkot Cirebon juga merancang penanda visual khas di kawasan keraton guna memperkuat identitas budaya. Penataan ruang publik di sekitar keraton pun akan diselaraskan dengan konsep wisata budaya.
“Kami ingin ketika orang masuk ke kawasan keraton, ada penanda visual yang khas. Spot-spot di sekitarnya pun harus mendukung konsep keraton itu sendiri,” katanya.
Menurut Agus, pengembangan kawasan kota lama akan disesuaikan dengan tema wisata heritage. Fasilitas penunjang juga akan disediakan untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan, sembari menjaga karakter autentik kawasan tersebut.
Upaya pelestarian ini turut melibatkan komunitas sejarah lokal seperti Cirebon History, yang rutin mengadakan tur jalan kaki atau walking tour di kawasan kota tua. Kegiatan ini terbukti efektif menarik minat wisatawan untuk mengenal sejarah Cirebon lebih dalam.
“Kami sudah berkolaborasi, dan dukungan yang diberikan saat ini berupa publikasi serta koneksi dengan ‘stakeholder’, seperti Bank Indonesia dan beberapa BUMN,” ucap Agus.
Pemerintah berharap upaya ini tak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan sektor pariwisata secara berkelanjutan. Disbudpar Kota Cirebon menargetkan jumlah kunjungan wisatawan tahun 2025 mencapai 2,6 juta orang.
“Target tersebut bisa dicapai karena, sudah ada 55 ribu wisatawan mengunjungi sejumlah destinasi wisata di Kota Cirebon selama masa libur Lebaran 2025,” pungkasnya.