CirebonersID — Momentum Ramadan bukan sekadar bulan penuh ibadah, tetapi juga menjadi ajang refleksi dan inkubasi bagi talenta muda Indonesia. Hal itu merupakan refleksi dari diskusi kajian Ramadan DEMA dan GHISAF seri pertama, Kamis (6/3/2024).
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC), Miftahul Rizqi menegaskan, Ramadan adalah waktu tepat bagi pemuda memantapkan diri dalam persiapan menjadi pemimpin bangsa di masa depan.
“Ramadan mengajarkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kebijaksanaan. Nilai-nilai ini menjadi fondasi penting bagi generasi muda untuk membangun karakter kepemimpinan yang kuat,” ujar Miftahul Rizqi, Senin (10/3/2024).
Dalam konteks ini, berbagai organisasi kepemudaan dan kampus di seluruh Indonesia memanfaatkan Ramadan sebagai wadah pengembangan diri.
Berbagai kegiatan seperti kajian kepemimpinan, pelatihan soft skill, hingga program berbagi dengan masyarakat menjadi bagian dari proses inkubasi talenta muda.
Menurut Miftahul Rizqi, pemuda yang mampu memanfaatkan momentum Ramadan dengan baik akan memiliki mental yang lebih kuat dan kesiapan lebih matang dalam menghadapi tantangan masa depan.
“Bulan ini mengajarkan kita untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar, memiliki empati yang tinggi, serta meningkatkan semangat gotong royong, yang semuanya merupakan nilai penting bagi calon pemimpin bangsa,” tambahnya.
Selain itu, Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Dengan semangat persatuan dan kepedulian sosial yang tinggi, generasi muda dapat berkontribusi lebih banyak dalam membangun negeri.
Sebagai bagian dari upaya menciptakan pemimpin masa depan, Rizqi mengatakan, berbagai instansi pendidikan dan komunitas kepemudaan di Indonesia diharapkan terus mendorong program-program pengembangan diri berbasis nilai-nilai Ramadan.
Dengan demikian, talenta muda Indonesia tidak hanya unggul dalam aspek akademik dan profesional, tetapi juga memiliki karakter kepemimpinan yang kuat dan berintegritas.
Kajian Ramadan yang digelar secara virtual ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan literasi, semangat belajar, dan kesadaran intelektual.
Founder GHISAF M Andi Hakim SPd MHum menekankan bahwa peran alumni sangat penting dalam menginspirasi mahasiswa agar terus berkembang dan melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.
“Kami mendorong agar kajian ini tidak hanya menjadi wadah diskusi, tetapi ditindaklanjuti dengan penulisan karya ilmiah sebagai kontribusi intelektual mahasiswa,” katanya.
Sementara itu, pembicara diskusi, Rifqi Fadhilah SPd menyoroti pentingnya pemuda sebagai jantung masa depan bangsa. Ia menjelaskan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) sebagai tolok ukur kemajuan pemuda dalam lima aspek utama; Pendidikan – Akses dan kualitas pendidikan sebagai penentu daya saing pemuda, Kesehatan dan Kesejahteraan – Faktor utama dalam meningkatkan produktivitas.
Kemudian, Kesempatan dan Lapangan Kerja – Akses terhadap pekerjaan dan wirausaha, Kepemimpinan dan Partisipasi – Keterlibatan pemuda dalam pembangunan sosial dan politik, Gender dan Diskriminasi – Kesetaraan hak dalam berbagai aspek kehidupan.
Pada kesempatan yang sama, pemateri berikutnya, Wiwin Windiana MA membagikan tips agar mahasiswa tetap termotivasi dan tidak mudah merasa jenuh dalam kehidupan akademik.
“Pada kesempatan ini saya berbagi tips tentang inkubasi talenta muda untuk menambah peningkatan daya nalar, potensi dan kemampuan mahasiswa,” tutupnya. (Miftah)