Serba Serbi

Ekuinoks: Fenomena Astronomi yang Samakan Panjang Siang dan Malam

×

Ekuinoks: Fenomena Astronomi yang Samakan Panjang Siang dan Malam

Share this article
fenomena alam ekuinoks

Trivia, CirebonersID – Dua kali dalam setahun, dunia mengalami momen langka ketika siang dan malam hampir sama panjang. Peristiwa ini dikenal sebagai ekuinoks, sebuah fenomena astronomi yang terjadi ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa.

Ekuinoks biasanya berlangsung pada 21 Maret (ekuinoks vernal atau musim semi) dan 23 September (ekuinoks autumnal atau musim gugur). Saat itu, posisi Bumi dalam orbitnya membuat cahaya matahari jatuh tegak lurus di khatulistiwa, sehingga durasi siang dan malam hampir setara di seluruh penjuru dunia.

“Ekuinoks ibarat titik keseimbangan alam semesta. Matahari terbit hampir tepat di timur dan terbenam hampir tepat di barat, memberikan siang dan malam yang hampir sama panjang,” jelas seorang astronom.

Fenomena ini terjadi akibat kemiringan sumbu Bumi sebesar 23,5 derajat terhadap bidang orbitnya. Kemiringan tersebut menyebabkan pergantian musim, termasuk momen ketika posisi matahari sejajar dengan khatulistiwa.

Selain menjadi penanda pergantian musim di berbagai belahan dunia, ekuinoks juga memberi pengalaman unik bagi pengamat langit. Masyarakat dapat menyaksikan matahari terbit dan terbenam di titik yang hampir simetris, sebuah pemandangan yang jarang terjadi di luar momen ekuinoks.

Meski sering dianggap fenomena biasa, ekuinoks sesungguhnya menyimpan makna penting dalam kalender astronomi. Peristiwa ini telah lama digunakan sebagai acuan dalam penentuan musim, kalender pertanian, hingga perayaan budaya di berbagai peradaban.

Dengan kehadiran ekuinoks, manusia diingatkan bahwa alam semesta selalu berjalan dalam keteraturan. Siang dan malam yang seimbang menjadi simbol keseimbangan hidup, selaras dengan siklus kosmos yang terus berputar.