CirebonersID – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Cirebon terus berinovasi untuk meningkatkan angka kunjungan ke Perpustakaan 400. Tak hanya mendorong lewat luring, kini hadir pula layanan daring aplikasi iCirebon.
Aplikasi ini dibuat sebagai alternatif bagi para pemustaka atau pengunjung yang ingin meminjam buku di Perpustakaan 400 Kota Cirebon.
Kepala Dispusip Kota Cirebon Gunawan menyampaikan, hingga saat ini koleksi buku di perpustakaan 400 memiliki jumlah eksemplar sebanyak 934.182 dengan judul buku tercetak sebanyak 448.010 dan judul buku digital sebanyak 5116.
“Kini, jika masyarakat yang tak sempat datang langsung, mereka bisa meminjam buku secara online lewat aplikasi iCirebon yang bisa diunduh di Playstore,” ujar Gunawan, Jumat (7/2/2025).
Ia menjelaskan, proses pendaftaran melalui aplikasi iCirebon pun cukup mudah. Pengguna hanya perlu memasukkan email dan password untuk bisa mengakses seluruh fitur yang tersedia di aplikasi.

Dengan hadirnya layanan peminjaman buku daring ini, Gunawan berharap masyarakat yang memiliki keterbatasan waktu berkunjung ke perpustakaan masih bisa menyempatkan meminjam dan membaca buku secara daring.
Selain iCirebon, beberapa upaya digitalisasi Dispusi lainnya yaitu telah tersedianya Sistem Informasi Koleksi Naskah Kuno (Singkono) melalu singkono.id, Simperpus.id, serta website resmi Dispusip.
“Dispusip Kota Cirebon terus berusaha meningkatkan akses literasi sekaligus mendorong warga untuk berkunjung ke perpustakaan 400 melalui berbagai kegiatan literasi,” kata Gunawan.
Meski sudah melakukan pengembangan, kata Gunawan, tetap membutuhkan sarana penunjang, baik renovasi bangunan hingga pengadaan faslitas.
Terlebih ingin memudahkan peminjaman buku kepada masyarakat, tentunya dengan transformasi digital yang akan diterapkan.
Misalnya peminjaman dan pengembalian buku tidak harus ada petugas jaga, karena menggunakan Radio Frequency Identification (RFID), yakni bentuk teknologi komunikasi wireless atau tanpa perantara.
Teknologi RFID terfokus pada identifikasi sebuah objek melalui rangkaian kode yang hanya dapat dibaca scanner dengan software tertentu.
“Jadi pemustaka yang hendak pinjam atau pengembalian buku, tinggal scan saja. Apabila belum scan, maka alat detektor yang terpasang di pintu akan berbunyi. Ini perlu dimatangkan, karena RFID saat ini sudah terpasang, tinggal dukungan software saja,” terangnya.