KotaLingkungan

Kondisi Dua Sungai Argasunya Mengancam Warga Setempat

×

Kondisi Dua Sungai Argasunya Mengancam Warga Setempat

Share this article

CirebonersID – Kondisi dua sungai di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon sudah mengkhawatirkan. Sungai Benda dan Sungai Kalilunyu sudah mengalami erosi.

Dua sungai tersebut dikhawatirkan warga setempat, sebab luapan kedua sungai tersebut sudah menyentuh tanah pemukiman penduduk akibat kiriman sungai dari hulu.

Kondisi itu diperparah saat wilayah Cirebon dan sekitarnya terjadi hujan deras pada Jumat (17/1/2025) malam, membuat dua sungai tersebut mengalami banjir bandang.

Anggota Komisi II DPRD Kota Cirebon, Een Rusmiyati pun memohon kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung untuk segera mengatasi masalah banjir di kedua sungai di wilayah Argasunya tersebut.

Ia menjelaskan, ketika musim penghujan tiba, kedua sungai tersebut mendapat kiriman dari sungai hulu di Kuningan.

Bahkan, pada akhir tahun 2024 pernah memakan korban anak-anak saat bermain di Sungai Kalilunyu.

“Sungai Kalilunyu tiba-tiba meluap dengan arus deras, seperti banjir bandang. Bocah usia 10 tahun sedang main, tiba-tiba hanyut kebawa arus,” ujar Een kepada awak media di Griya Sawala gedung DPRD, Senin (20/01/2025).

Een menambahkan, tebing di bibir sungai Kalilunyu pun pernah mengalami longsor pada awal tahun 2025 ini.

Menurutnya, kejadian itu membuat warga cemas karena lokasi kejadian hanya berjarak 3 meter dari pemukiman warga setempat.

Serupa dengan Sungai Kalilunyu, Sungai Benda pun mengancam keselamatan warga sekitar. Mengingat pinggiran sungai tersebut sudah mengalami erosi.

Sebagai penduduk setempat, ia menyebut sebanyak 20 rumah di pinggiran Sungai Benda terancam ambruk karena mengalami erosi.

Tanah pinggiran sungai tersebut tergerus akibat gempuran gelombang deras air kiriman dari hulu.

Karena itu, dia berharap kepada BBWS dan pemerintah daerah untuk melakukan penanganan yang serius demi keselamatan warga setempat.

“Saya berharap kepada BBWS segera melakukan penanganan kepada dua sungai di Argasunya itu. Kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Kami pun sudah meminta agar pinggiran sungai dibronjong agar mencegah erosi,” terang Een.

Sementara itu, saat rapat kerja Komisi II DPRD bersama BBWS dan DPUTR Kota Cirebon pada Kamis 16 Januari 2025 lalu, Ketua Tim Sungai dan Pantai BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Rigasony Tiamono menyampaikan, kewenangan BBWS untuk mengatasi masalah sungai hanya ada tiga Daerah Aliran Sungai (DAS). Yaitu, Sungai Kedungpane, Cikalong dan Kalisuba.

Dia menyadari, anggaran prioritas untuk penanganan banjir dan erosi pada tahun 2025 berkurang, karena menyesuaikan program pemerintah pusat yakni swasembada pangan.

“Tahun ini anggaran difokuskan untuk program swasembada pangan. Karena itu fokus BBWS lebih banyak untuk pembangunan irigasi persawahan,” terangnya.

Namun demikian, Sony menyarankan agar permasalahan banjir akibat luapan dari hulu sungai, bisa disampaikan melalui Satuan Kerja Operasional dan Pemeliharaan (OP) BBWS untuk menyampaikan program penanganan dan perbaikan.

“Satker OP merupakan kepanjangantangan kami. Bapak ibu bisa mengusulkan program bantuan penanganannya,” ujarnya.***