Serba Serbi

Cetak Ulama Moderat, MUI Cirebon Bentengi Masyarakat dari Radikalisme

×

Cetak Ulama Moderat, MUI Cirebon Bentengi Masyarakat dari Radikalisme

Share this article
Sebanayak 20 kader ulama moderat di Kabupaten Cirebon mengikuti pelatihan kader ulama di Aula Kantor MUI Cirebon.

CirebonersID – Sebanyak 20 kader ulama moderat berbagai kecamatan di Kabupaten Cirebon mengikuti Pendidikan Kader Ulama (PKU) di Aula kantor MUI Cirebon, Jumat (07/12/2024).

Kegiatan tersebut merupakan program strategis yang bertujuan mencetak ulama masa depan dengan wawasan moderasi serta kemampuan menghadapi tantangan era modern.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kanit Subdit Kontra Radikal Densus 88 Antiteror Mabes Polri, AKBP Moh Dofir sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, ia menyoroti ancaman paham Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET) yang terus berkembang di masyarakat.

Ia pun menekankan peran ulama sebagai garda terdepan dalam mencegah penyebaran paham tersebut.

“Intoleransi dan radikalisme adalah ancaman nyata. Penting bagi para ulama memahami pola penyebaran, perekrutan, dan strategi pencegahan IRET. Dengan pendekatan dakwah yang menekankan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan bebas dari pengaruh ekstremisme,” ujar Dofir.

Dofir juga memaparkan langkah deteksi dini dan strategi pencegahan melalui dakwah yang edukatif, menekankan pentingnya edukasi berbasis nilai-nilai moderasi untuk menciptakan masyarakat yang toleran.

Ia menegaskan komitmen Polri, khususnya Densus 88, untuk terus bersinergi dengan MUI dalam mencetak ulama-ulama moderat.

“Kami mendukung penuh upaya MUI untuk mencetak ulama moderat. Ulama adalah pilar utama dalam menjaga persatuan bangsa. Dengan dakwah moderasi, Indonesia dapat menjadi negara yang aman, tenteram, dan harmonis,” ujarnya.

Langkah Nyata Membangun Fondasi Keberagaman

Acara yang dimoderatori Sekretaris Umum MUI Kabupaten Cirebon, H. Moh. Azmi Alify ini menghadirkan peserta dari kalangan pengasuh dan pengurus pesantren.

Mereka sangat antusias mendalami materi yang disampaikan, terutama dalam sesi diskusi yang membahas berbagai kasus lapangan terkait penyebaran radikalisme.

Menurut Azmi, pendidikan kader ulama ini menjadi momentum penting bagi Kabupaten Cirebon untuk memperkuat peran ulama dalam menjaga persatuan dan keberagaman.

Melalui program ini, diharapkan muncul generasi ulama yang mampu membawa perubahan positif dan menjadikan Islam sebagai solusi atas berbagai persoalan sosial.

“Dengan komitmen bersama antara MUI dan Polri, program ini tidak hanya menjadi pelatihan, tetapi juga langkah strategis dalam membangun masyarakat yang toleran, damai, dan harmonis di masa depan,” paparnya.

Para peserta menyadari bahwa tantangan menjaga keharmonisan masyarakat di era modern membutuhkan lebih dari sekadar wawasan teologis. Kemampuan menganalisis situasi sosial dan merumuskan solusi berbasis Islam moderat menjadi keterampilan penting yang harus dimiliki oleh kader ulama.

“Kader ulama ini bukan sekadar pewaris ilmu agama, tetapi juga agen perubahan yang membawa pesan Islam damai dan inklusif,” ungkap salah satu peserta.***