CirebonersID – PT KAI Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon mengimplementasikan teknologi face recognition sebagai upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Vice President Daop 3 Cirebon, Mohamad Arie Faturrochman, menjelaskan bahwa teknologi ini tidak hanya mempermudah proses boarding, tetapi juga mendukung pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan dengan mengurangi penggunaan tiket berbasis kertas.
“Dengan berkurangnya penggunaan kertas, kami turut serta dalam upaya mengurangi limbah dan mendukung target SDGs, khususnya dalam pengelolaan sumber daya yang ramah lingkungan,” ujar Arie.
Teknologi ini memungkinkan penumpang untuk melakukan validasi identitas hanya dengan memindai wajah mereka di gerbang boarding. Sistem secara otomatis mencocokkan data identitas diri, tiket, dan syarat lainnya. Jika data sesuai, pintu boarding akan terbuka.
Registrasi layanan face recognition dapat dilakukan melalui aplikasi Access by KAI atau langsung di stasiun. Prosesnya memerlukan e-KTP yang ditempelkan pada perangkat pembaca dan sidik jari sebagai validasi.
Penumpang yang tidak memiliki e-KTP, seperti anak-anak atau e-KTP rusak, dapat mendaftar melalui petugas layanan. Registrasi ini cukup dilakukan sekali dan berlaku seterusnya.
Arie memastikan bahwa data penumpang, termasuk nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan foto, disimpan secara aman dengan sistem yang memenuhi standar internasional ISO 27001 tentang Manajemen Keamanan Informasi.
Data hanya digunakan untuk proses boarding dan akan dihapus secara sistem setelah satu tahun.
“Penumpang juga dapat mengajukan penghapusan data sewaktu-waktu melalui aplikasi atau petugas Customer Service di stasiun,” tambah Arie.
Sejak Januari hingga Oktober 2024, sebanyak 219.353 pelanggan telah menggunakan teknologi face recognition di Stasiun Cirebon.
Saat ini, fasilitas ini tersedia di 20 stasiun di berbagai daerah operasional KAI, termasuk Gambir, Bandung, Semarang Tawang, Surabaya Gubeng, dan Medan.
“Hadirnya face recognition menjadi wujud komitmen KAI Daop 3 Cirebon dalam mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan di seluruh aspek operasional. Sistem ini akan terus diperluas ke lebih banyak stasiun,” tutup Arie. (Ibnu)