Cireboners.id – Pemutaran film Pemukiman Setan di XXI CSB Mall, Kota Cirebon, Jawa Barat, disambut antusias warga Cirebon dan sekitarnya, Jumat (26/1/2023).
Film bergenre horor action tersebut bukan hanya menyuguhkan kengerian dan ketakutan, melainkan juga aksi laga memukau Maudy Effrosina dan pemeran utama lainnya.
Roadshow film Pemukiman Setan di Cirebon dihadiri langsung Maudy Effrosina, pemeran karakter Alin Wihanggamapati dan Daffa Wardhana sebagai Fitrah Fabiandi.
Sekilas sinopsis film yang disutradarai Charles Gozali ini mengisahkan kisah seorang anak perempuan korban trauma kekerasan keluarga yang terjebak dalam sebuah perampokan rumah antik bersama tiga temannya. Tanpa disadari mereka, di dalamnya tersimpan rahasia terkutuk yang mengancam keselamatan jiwa.
Alin dan temannya berencana merampok rumah tua tersebut. Hingga akhirnya, rencana tidak berjalan sesuai harapan. Mereka menemukan seorang perempuan dalam kondisi mengerikan yang dipasung dalam rumah tersebut.
Alih-alih menyelamatkan perempuan terpasung tak berdaya, namun aksinya itu justru menjadi petaka. Perempuan tersebut adalah setan terkutuk bernama Sukma (Adinda Thomas). Mereka membantu Sukma, karena mengira korban kekejaman sang pemilik rumah.
Creative Producer film Pemukiman Setan mengatakan, film ini menghadirkan film horor fun ride.
Layaknya datang ke sebuah wahana rumah hantu untuk keseruan dan berteriak-teriak bersama.
Film ini juga mengangkat budaya Jawa, namun tidak menampilkan karakter hantu urban legend pada umumnya.
“Kami mengangkat budaya Jawa, tapi tidak seserius hantu berkarakter urband legend atau hantu-hantu yang berkarakter religi,” katanya.
Dia juga mengatakan, seseram apa pun dan sesadis cerita yang diangkat, penonton tidak boleh pulang meninggalkan dengan rasa takut. Jadi, value yang diangkat walaupun tontonannya horror.
“Kita pengen penonton datang, menikmati, seru-seruan, teriak-teriak bareng tanpa meninggalkan rasa takut,” katanya.
Daffa Wardhana pemeran Fitrah Fabiandi mengaku kesulitan memerankan karakter sebagai orang Jawa. Menurutnya, butuh latihan ekstra untuk menjiwai sebagai orang Jawa asli.
Di samping itu, dia mengaku kesulitan dalam scene adegan menusuk-nusuk diri dan bermain dengan darah cukup memakan waktu. Namun, setelah melihat hasil filmnya, ia mengaku sangat mengesankan.
“Kalau buat saya sih, bahasa Jawa yah, karena saya asli berasal dari Minang, Padang dan Makassar juga, dan besar di Jakarta, jadi untuk bahasa arek-arek Malang tidak mudah yah,” katanya.
Sementara itu, Maudy Effrosin mengaku kesulitan saat memainkan adegan action dan nembang Jawa.
Sebab, adegan nembang awalnya tidak ada dan cukup tertekan. Akan tetapi, semuanya bisa berjalan lancar.
“Jadi, itu lumayan cukup pressure di aku, tapi semuanya berjalan lancar. Hasilnya sangat luar biasa,” tutupnya. (Ibnu)